Senin, 27 April 2009

Pendakian Gunung Slamet

Gunung Slamet

Gunung Slamet merupakan sebuah gunung berapi yang terdapat di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung Slamet mempunyai ketinggian setinggi 3,432 meter. Gunung ini berada di perbatasan Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah.

Di kaki gunung ini terdapat sebuah kawasan wisata bernama Baturraden atau Batur Raden. Kawasan wisata ini biasa dicapai orang dari kota Purwokerto, ibukota Kabupaten Banyumas.

Gunung Slamet merupakan salah satu gunung yang menjadi tujuan ekspedisi para pendaki, baik dari wilayah setempat maupun wilayah lainnya. Gunung ini mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

Gunung Slamet terletak di perbatasan Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, Banyumas, dan Brebes. Dengan posisi geografis [Tunjukkan letak di peta interaktif] 7°14′30″LS,109°12′30″BT serta ketinggian 3432m dpl, membuatnya merupakan gunung berapi yang tertinggi di daerah Jawa Tengah. Gunung ini mempunyai empat kawah di puncaknya. Gunung yang berada di sebelah utara kota Purwokerto dan di sebelah barat kota Purbalingga ini juga mempunyai beberapa sumber air panas.
Nama Gunung

Dalam buku yang berjudul "Three Old Sundanese Poems", terbitan KITLV Leiden tahun 2006, J. Noorduyn menyebutkan bahwa nama gunung Slamet adalah relatif baru yaitu saat masuknya Islam ke Jawa. Dengan merujuk kepada naskah kuno Sunda Bujangga Manik, J Noorduyn menuliskan bahwa nama lama dari gunung ini adalah Gunung Agung.
Jalur pendakian

Jalur pendakian standar adalah dari Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga. Jalur populer lain adalah dari Baturraden.

Pendakian Gunung Slamet dikenal cukup sulit karena hampir di sepanjang rute pendakian tidak ditemukan air, walaupun ada itu juga merupakan genangan air. Kepada pendaki sangat disarankan untuk membawa persediaan air yang cukup dari bawah. Faktor lain adalah kabut. Kabut di Gunung Slamet sangat mudah berubah-ubah dan pekat.

Tetapi Jika anda melewati jalur bambangan, mungkin masalah air tidak terlalu sulit. Memang para pendaki harus banyak membawa air dari bawah, tetapi sesampainya di pos v atau tepatnya di pos Samhyang rangkah akan terdapat sungai kecil yang letaknya tepat berada di bawah pos v.

Selain rute bambangan,ada pula rute pendakian melewati Dukuhliwung. Dari pos 1 sampai pos 5 yaitu puncak, membutuhkan waktu sekitar 8jam. Dan ada mata air di pos 2 dan 3.

Atau bisa juga melakukan pendakian melalui obyek wisata permandian air panas Guci, rute pendakian melalui guci masih sangat terjal. namun pemandangan di sepanjang rute ini lebih istimewa dibandingkan dengan rute mana pun. Pemandangan alam di rute guci masih sangat alami dan masih sangat liar, berkesan jauh dari peradaban manusia. kedua rute ini dapat ditempuh melewati kota Tegal lalu ke selatan menuju kota Slawi, melewati Lebaksiu, Yomani dan mulai memasuki dataran tinggi Tuwel.
Menuju Bambangan, dimulai dari Puwokerto ke arah Purbalingga dan dilanjutkan ke Bobotsari. Dari Bobotsari menuju desa penjangan dengan menggunakan Truk (angdes) melalui desa-desa yang dikelilingi oleh pepohonan. Desa Penjangan merupakan desa terakhir yang dapat dicapai dengan kendaraan. Dari desa Penjangan, kita menuju Bambangan yang dapat ditempuh selama 1 jam. Di Bambangan terdapat pos penerangan, dimana petugas jaganya merangkap sebagai pemandu pendakian dan tempat ini dapat pula dipergunanakan untuk beristirahat bagi para pendaki.

Bila kita ingin berkemah di tengah perjalanan, perlu mendapatkan ijin dari petugas Pesanggrahan PERHUTANI Serang (Bambangan). Dan kalau kita naik sedikit lagi, akan menjumpai sebuah pondok besar dan sekitar tempat ini kita juga bisa bermalam.

Berjalan ke arah kanan, kita akan melewati kebun sayur dan hutan pinus, bila naik terus akan masuk ke dalam hutan tropika yang indah. Sebelum sampai di Samarantu pada ketinggian 2.900 m, ada sebuah bangku untuk istirahat dan juga terdapat sebuah pondok pos IV, yang pada umumnya para pendaki beristirahat dan bermalam serta di sini tersedia air bersih.

Bila naik terus selama 1 jam lagi, kita akan sampai di Sampiyan Jampang, inilah batas antara hutan terakhir dan dari sini kita dapat melihat matahari terbit. Dari Sampiyan Jampang perjalanan menuju puncak ditempuh dalam waktu 1 jam dengan melalui batu-batu sedimentasi lahar dan magma.

Setelah kita tiba di puncak, akan terlihat hamparan padang lahar yang sungguh luas dan menakjubkan, kita dapat menyaksikan pemandangan yang eksotis ke arah kawah yang masih aktif. Ledakan besar pada kawah ini terjadi pada tanggal 13 juli 1988.

Pendakian dari Bambangan ke Samarantu memerlukan waktu 6 jam, dari Samarantu menuju puncak G. Salmet 2 jam lagi dan untuk turunnya diperlukan waktu kurang lebih 4 jam. Sedangkan apabila kita ingin menuju jalur lain, misalnya Guci (lihat kompas 310 derajat), pendaki harus melewati kompleks kawah untuk memilih jalur yang diinginkan. 

Perjalanan Menuju Puncak Gunung Slamet



0 komentar: