Minggu, 07 Juni 2009

Donor Darah 5 Juni 2009

Selasa, 26 Mei 2009

Re Organisasi MPA PASCAL & Panjat Tebing Pantai Siung

Jumat, 08 Mei 2009

Pendakian Gunung Lawu 2009

Pendakian Menuju Puncak Gunung Lawu Angkatan VIII
MAHASISWA PECINTA ALAM PASCAL STMIK SINAR NUSANTARA



Peserta
Level perdana
Benyamin  Morib
Fitri Arianto
Andre Adi S
Danang
Ali Efendi
Desmon Tutu
Alim Sadur
Anton Budiono
Harmoko


Pendamping :
Adang Wiyoto
Nur Hidayat
Harri Sholla Adha
Sumantri

Dokumentasi :


Pekan Olah Raga Mahasiswa Nasional Mei 2009

Pekan Olah Raga Mahasiswa Nasional Mei 2009 yang diadakan di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS ). Mahasiswa STMIK SINAR NUSANTARA yang mengikuti kegiatan tersebut :

Cabang Panjat Dinding :

  1. Adang Wiyoto
  2. Agus
  3. Nur Hidayat
  4. Winarti
  5. Megawati Nurjanah
  6. Waskito Aji Prasetyo

Official :

Sdr.Marwanto

Rabu, 29 April 2009

Pendakian Gunung Rinjani

Pesona Gunung Rinjani

Pesona Gunung RinjaniGunung Rinjani dengan ketinggian 3.726mdpl, terletak pulau lombok disebelah timur pulau Bali. Gunung Rinjani adalah gunung tertinggi ke dua di Indonesia di luar pegunungan Irian Jaya dan masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, dengan luas sekitar 40.000 hektar serta gunung berapi tertinggi di Indonesia yang sering di kunjungi oleh para pendaki di Indonesia maupun mancanegara. Dikelilingi oleh hutan dan semak belukar seluas 76.000 hektar merupakan pemandangan yang asri bagi Gunung Rinjani.

Gunung Rinjani memiliki kawah dengan lebar sekitar 10 km, terdapat danau kawah yang disebut danau Segara Anak dengan kedalaman sekitar 230m. Air yang mengalir dari danau ini membentuk air terjun yang sangat indah, mengalir melewati jurang yang curam. Danau Segara Anak ini banyak terdapat ikan mas dan mujair, sehingga sering digunakan para pendaki untuk memancing. Dengan warna airnya yang membiru, danau ini bagaikan anak lautan, karena itulah disebut “Segara Anak�. Pemandangan di pagi hari ketika matahari terbit merupakan bagaian dari "surga" pemandangan Gunung Rinjani yang amat mengesankan. Biasanya di sekitaran danau digunakan oleh para pendaki untuk melepas lelah bahkan sampai berhari-hari.

Menurut masyarakat setempat danau "Segara Anak" memiliki misteri serta kekuatan gaib. Keyakinan masyarakat apabila Danau Segara Anak terlihat luas menandakan bahwa umur orang orang yang melihat itu masih panjang. Sebaliknya jika tampak sempit maka menandakan umur si penglihat pendek, untuk itu harus melakukan bersih diri artinya harus berjiwa tenang, bangkitkan semangat hidup, pandang kembali danau sepuas-puasnya. Biasanya pada setiap tahun masyarakat setempat mengadakan upacara adat. Sampai saat ini puncak Gunung Rinjani diyakini oleh masyarakat Lombok sebagai tempat bersemayam ratu jin, penguasa gunung Rinjani yang bernama Dewi Anjani. Dari puncak ke arah tenggara terdapat sebuah kaldera lautan debu yang dinamakan Segara Muncar. Pada saat-saat tertentu dengan kasat mata dapat terlihat istana Ratu Jin. Pengikutnya adalah golongan jin yang baik-bauk. Menurut kisah masyarakat Lombok Dewi Anjani adalah seorang putri raja yang tidak diijinkan oleh ayahnya menikah dengan kekasih pilihannya, maka ia pun menghilang di sebuah mata air yang bernama Mandala, dan akhirnya dia menjadi penguasa dunia gaib.

Gunung Rinjani memiliki berbagai ekosistem yang masih terjaga secara alami. Hutan cemara, acasia, padang rumput bahkan edelweiss merupakan pemandangan yang dominan di perjalanan saat menuju puncak Gunung Rinjani. Selain memiliki berbagai jenis burung, juga terdapat binatang jenis lain seperti harimau, monyet, rusa, bahkan landak yang menjadi penghuni Gunung Rinjani ini. (wan)

Dokumentasi :




Touring Candi Gedong Songo


Gedung songo

Adalah Candi Gedong Songo yang terletak di kaki Gunung Ungaran, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, yang memiliki peninggalan sejarah Hindu. Bangunan mirip Candi Dieng itu dijadikan sebagai tempat pemujaan dan abu jenazah. Situs purbakala ini ditemukan pertama kali oleh orang Belanda pada abad XVIII. Namun umur dan pendiri bangunan masih belum dipastikan karena tidak ditemukan prasasti yang dapat menjelaskannya. Sesuai namanya, kompleks candi ini terdiri atas sembilan candi, berderet dari bawah ke atas yang dihubungkan dengan jalan setapak bersemen. Mirip lereng-lereng bukit yang letaknya terpisah satu sama lain.

Candi Gedongsongo ini terletak diketinggian 1800 meter diatas permukaan laut dengan suhu rata - rata berkisar 19 - 27 derajat Celcius. Pemandangan alam yang indah dan di lokasi wisata ini terdapat mata air yang mengandung belerang.

Untuk mengunjungi semua candi Anda bisa berjalan kaki atau menyewa kuda sambil menikmati keindahan alam dan kesegaran udara pegunungan. Di sini, Anda dapat merasakan aroma tempo doeloe dan keindahan pemandangan. Dengan dikelilingi hamparan bunga mawar dan hutan pinus, akan terasa kesegaran alam di wilayah tersebut. Istimewanya lagi, dari ketinggian sekitar 100 meter, Anda dapat menyaksikan lukisan alam Kota Ambarawa dan genangan air Rawa Pening dengan latar Gunung Sumbing dan Sindoro. Sungguh menakjubkan! Anda dapat melihatnya di gambar dibawah ini.

Sayangnya hanya lima candi yang dapat dinikmati secara utuh. Di candi pertama Anda akan menemui patung yoni yang melambangkan kesuburan. Tidak jauh dari candi ketiga, terdapat air belerang yang sangat dipercaya untuk menyembuhkan penyakit kulit. Konon, asap itu adalah napas Dasamuka yang kalah bertarung dengan Hanoman dalam merebut kembali Dewi Sinta. Seperti dikisahkan Kitab Ramayana atau cerita pewayangan, Dasamuka menculik Dewi Sinta dari sisi Rama, suaminya. Terjadilah perang besar untuk merebut Dewi Sinta dari Dasamuka dan bala tentara raksasanya melawan Rama yang dibantu pasukan kera pimpinan Hanoman. Namun Dasamuka yang sakti tak bisa mati kendati diserang dengan berbagai senjata oleh Rama. Karena itu, Hanoman yang anak dewa itu kemudian mengangkat sebuah gunung untuk menimbun tubuh Dasamuka. Jadilah Dasamuka tertimbun hidup-hidup oleh gunung yang kemudian hari disebut sebagai Gunung Ungaran.
Di candi kelima, tidak ada yang spesial karena tak ada arca seperti bangunan lainnya. Namun, disini Anda dapat menikmati indahnya Gunung Merbabu dan gunung lainnya. Sedangkan candi yang berada di puncak paling tinggi disebut Puncak Nirwana. Di sini terdapat berbagai patung dewa, seperti Syiwa Mahaguru, Syiwa Mahadewa, Syiwa Mahakala, Durgamahesasuramardhani, dan Ganesha. Di sana juga ditemukan lingga yang menjadi ciri khas candi-candi Hindu di Indonesia.

Udara yang sejuk dan kesuburan tanahnya, membuat masyarakat bermata pencaharian sebagai petani. Untuk menyambung hidupnya, warga tak hanya bercocok tanam sayur-mayur, tapi juga bunga. Misalnya di Dusun Ngasem, Bandungan, Anda dapat melihat hamparan berbagai jenis bunga seperti mawar, ester, lili dan krisan. Anda juga dapat membelinya secara langsung dengan harga lebih murah untuk dibawa pulang sebagai cendera mata.

Lokasi
Kecamatan Ambarawa
Salatiga
Jawa Tengah

Dokumentasi :



Kemah Kebangsaan Mei 2008

Kegiatan Kemah Kebangsaan 26 - 27 Mei 2008

Komandan Korem 074/Warastratama & Panglima Komando Daerah Militer IV/Diponegoro. Ket : Dalam rangka HUT ke-42 KOREM 074/Warastratama menyelenggarakan kegiatan Kemah Kebangsaan yang diikuti oleh berbagai elemen masyarakat se-eks Karesidenan Surakarta terdiri dari Lintas Agama, Pelajar (SD sampai Mahasiswa), LSM, Karangtaruna, Ormas, Warga Masyarakat, Pegawai Perusahaan, Pedagang Kaki Lima, Tukang Becak, Petani dan Perguruan Bela Diri dari Kab. Klaten, Boyolali, Sragen, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri dan Kota Surakarta dengan peserta terbanyak, 12.977 peserta terdiri dari 1233 tenda. Selain itu juga ada kegiatan Pemakaian Busana Tradisional Jawa Sabuk Wala dengan peserta terbanyak, 4.735 peserta, kegiatan tersebut terselenggara atas kerjasama Ibu Iriana Joko Widodo dengan Winarso Kalinggo dan Dinas Dikpora Kota Surakarta. Kegiatan berlangsung di Surakarta pada 26 April 2008

Dalam kegiatan tersebut MPA PASCAL STMIK SInar Nusantara ikut berpartisipasi dalam kegiatan bersama team CAT ( Cartenz Adventure Team )








Selasa, 28 April 2009

Lintas Alam Raya 2008 ( Sukuh - Tawangmangu )


PASCAL adakan Lintas Alam Raya
 


Mahasiswa Pecinta Alam "PASCAL" (MPA "PASCAL") sebagai salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer "Sinar Nusantara" (STMIK Sinus) mengadakan kegiatan Lintas Alam Raya (LIAR) pada Hari Sabtu, tanggal 11 April 2009 bertempat di daerah Karanganyar, Jawa Tengah. 

Kegiatan tersebut adalah merupakan progam kerja dari MPA "PASCAL" kepengurusan tahun 2008/2009. Dengan mengusung tema "Hidup Yang Indah adalah Hidup bersama masyarakat dan Alam", para peserta LIAR yang terdiri dari berbagai Organisasi Pecinta Alam (OPA) tersebut menyusuri jalur Candi sukuh, kemudian menuju Tlogo Mardiko dan terakhir sampai di lokasi Grojogan Sewu, Tawang Mangu. 

Dalam kegiatan tersebut selain lintas alam peserta juga di bekali dengan pengetahuan tentang alam dan juga disisipi beberapa permainan outbound. 

Ishaq Maulana selaku ketua pelaksana LIAR menerangkan bahwa kegiatan ini diikuti sebanyak 60 orang peserta yang terdiri dari anggota MPA "PASCAL" sendiri, beberapa mahasiswa STMIK Sinus, perwakilan UKM di STMIK Sinus, GAN Univet surakarta, Brahmamahardika (FKIP UNS), Sangguru (FKIP UMS) dan beberapa OPA serta mahasiswa dari Perguruan Tinggi lain, bahkan ada pula yang dari luar pulau yaitu Lampung. 

Desmon, selaku Humas MPA "PASCAL" mengatakan, kegiatan LIAR ini dimaksudkan untuk lebih mengenalkan para peserta terhadap alam di sekitar dan menjalin silaturahmi antar OPA maupun antar MPA, baik dari STMIK Sinus sendiri maupun dengan Perguruan Tinggi lain. Walaupun acara ini cukup singkat yang utama adalah bagaimana peserta bisa menjalin hubungan kekeluargaan dengan sesama peserta maupun dengan Alam dan masyarakat sekitar, karena bila alam dicintai, maka bencana alampun bisa di cegah. 


 


  

Senin, 27 April 2009

Hari Bumi 2009

PASCAl Ikut Peringati Hari Bumi 2009 Bersama FORPALAS

Tanggal 22 April? Apa yah yang bwt kalian ingat dengan tanggal itu? Yupz…! Betul sekali.. Orang-orang di seluruh belahan dunia pasti memperingati hari Bumi sedunia pada tanggal 22 April. Tidak hanya orang-orang yang tergabung dalam organisasi peduli lingkungan ikut memperingati tetapi anak sekolah dari bangku SD tahu dan ikut melakukan aksi.

Hari Bumi menandai hari jadi lahirnya sebuah perubahan pergerakan kepedulian terhadap lingkungan tahun 1970-an Diprakarsai oleh seorang senator Amerika Serikat, Gaylord Nelson. Saat itu ia melakukan protes secara nasional terhadap kalangan politik terkait permasalahan lingkungan. Ia mendesak agar isu-isu tersebut dimasukkan dalam agenda nasional.

Hari Bumi pada tahun 1970 telah menghasilkan persatuan kalangan politik yang sebenarnya jarang terjadi, yang berasal dari kaum republik maupun demokrat, dan berbagai pencampuran kalangan lainnya. Hari Bumi pertama menjadi awal terbentuknya United States Environmental Protection Agency/US EPA (sebuah badan perlindungan lingkungan Amerika) dan juga sebagai langkah awal menuju lingkungan dengan udara dan air yang bersih, serta perlindungan terhadap mahkluk hidup.

Untuk memperingati hari bumi ini dilakukan dengan cara yang berbeda-beda untuk tiap negara maupun kota. Indonesia adalah bangsa yang menghormati alam, terbukti pada kekayaan sejarahnya di masa lampau, serta berlimpahnya hutan yang ada di alam sebelum tahun 1950-an yang sangat luas sekali. Seiring dengan berjalannya waktu, kita terbentuk menjadi bangsa yang tidak lagi memperhatikan sekitar, kita menjadi bangsa yang egosentris. Apa yang terjadi bagi bumi kita ini? Bumi marah terhadap ulah manusia yang seenaknya tidak menghormati dan menjaga lingkungan ini. di mana-mana terjadi penebangan liar, pembangunan gedung di atas lahan serapan air, polusi udara berkadar tinggi, sampah industri yang tidak diolah, dsb. Semua ini merusak keseimbangan yang ada pada alam, hal inilah yang menyebabkan alam menjadi tak terkendali.

Sering sekali kita menggunakan energi listrik secara berlebihan tanpa mempedulikan nasib generasi kita ke depannya. Penggunaan listrik untuk laptop/ komputer, televisi, handphone, AC, mesin-mesin industri dan media elektronik lainnya. Penggunaan kendaraan bermotor telah menyumbangkan gas emisi dan karbondioksida lebih dari 1 kg untuk tiap liter per motor. Apakah hutan-hutan dan tumbuhan mampu untuk mendaurnya dalam proses fotosintesis? Efek rumah kaca yang sudah semakin menjamur di dunia ini memberi pengaruh yang lebih banyak bagi pemanasan global.

Terutama bagi para perokok telah sangat setia dalam berpatisipasi untuk menyumbangkan asap beracun bagi kesehatan perokok aktif maupun pasif. Apa yang dapat kita kontribusukan sebagai seorang mahasiswa/i untuk membenahi kerusakan yang telah terjadi? Mulailah dari hal yang paling kecil dengan membuang sampah pada tempatnya, menghemat dalam penggunaan kertas dan plastik, mengurangi frekuensi penggunaan kendaraan bermotor, hemat dalam menggunakan energi listrik, dan bagi perokok untuk mencoba berhenti merokok. Semua itu memang tidak merubah dunia, namun setidaknya menjadikan lingkungan tempat kita tinggal menjadi lebih nyaman. Dalam memperingati hari bumi kita mestinya harus melihat bahwa kerusakan lingkungan bukan hanya di hutan tetapi juga terjadi disekitar tempat tinggal kita, maka kesadaran akan pentingnya lingkungan harus dimulai dari diri sendiri dan sekarang juga.



Penghijauan to Sragen

Pendakian Gunung Lawu 2008

Gunung Lawu (3.265 m) terletak di Pulau Jawa, Indonesia, tepatnya di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Status gunung ini adalah gunung api "istirahat" dan telah lama tidak aktif, terlihat dari rapatnya vegetasi serta puncaknya yang tererosi. Di lerengnya terdapat kepundan kecil yang masih mengeluarkan uap air (fumarol) dan belerang (solfatara). Gunung Lawu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous.


Gunung Lawu memiliki tiga puncak, Puncak Hargo Dalem, Hargo Dumiling dan Hargo Dumilah. Yang terakhir ini adalah puncak tertinggi.

Di lereng gunung ini terdapat sejumlah tempat yang populer sebagai tujuan wisata, terutama di daerah Tawangmangu, Cemorosewu, dan Sarangan. Agak ke bawah, di sisi barat terdapat dua komplek percandian dari masa akhir Majapahit: Candi Sukuh dan Candi Cetho. Di kaki gunung ini juga terletak komplek pemakaman kerabat Praja Mangkunagaran: Astana Girilayu dan Astana Mangadeg. Di dekat komplek ini terletak Astana Giribangun, mausoleum untuk keluarga presiden kedua Indonesia, Suharto.

Pendakian

Gunung Lawu sangat populer untuk kegiatan pendakian. Setiap malam 1 Sura banyak orang berziarah dengan mendaki hingga ke puncak. Karena populernya, di puncak gunung bahkan dapat dijumpai pedagang makanan.

Pendakian standar dapat dimulai dari dua tempat (basecamp): Cemorokandang di Tawangmangu, Jawa Tengah, serta Cemorosewu, di Sarangan, Jawa Timur. Gerbang masuk keduanya terpisah hanya 200 m.

Pendakian dari Cemorosewu melalui dua sumber mata air: Sendang (kolam) Panguripan terletak antara Cemorosewu dan Pos 1 dan Sendang Drajat di antara Pos 4 dan Pos 5.

Pendakian melalui Cemorokandang akan melewati 5 selter dengan jalur yang relatif telah tertata dengan baik.

Pendakian melalui cemorosewu akan melewati 5 pos. Jalur melalui Cemorosewu lebih nge-track. Akan tetapi jika kita lewat jalur ini kita akan sampai puncak lebih cepat daripada lewat jalur Cemorokandang. Pendakian melalui Cemorosewu jalannya cukup tertata dengan baik. Jalannya terbuat dari batu-batuan yang sudah ditata.

Jalur dari pos 3 menuju pos 4 berupa tangga yang terbuat dari batu alam. Pos ke4 baru direnovasi,jadi untuk saat ini di pos4 tidak ada bangunan untuk berteduh. Biasanya kita tidak sadar telah sampai di pos 4.

Di dekat pos 4 ini kita bisa melihat telaga Sarangan dari kejahuan. Jalur dari pos 4 ke pos 5 sangat nyaman, tidak nge-track seperti jalur yang menuju pos 4. Di pos2 terdapat watu gedhe yang kami namai watu iris(karena seperti di iris).

Di dekat pintu masuk Cemorosewu terdapat suatu bangunan seperti masjid yang ternyata adalah makam.Untuk mendaki melalui Cemorosewu(bagi pemula) janganlah mendaki di siang hari karena medannya gag nguatin untuk pemula.

Misteri gunung Lawu

Gunung Lawu menyimpan misteri pada masing-masing dari tiga puncak utamanya dan menjadi tempat yang dimitoskan sebagai tempat sakral di Tanah Jawa. Harga Dalem diyakini sebagai tempat pamoksan Prabu Bhrawijaya Pamungkas, Harga Dumiling diyakini sebagai tempat pamoksan Ki Sabdopalon, dan Harga Dumilah merupakan tempat yang penuh misteri yang sering dipergunakan sebagai ajang menjadi kemampuan olah batin dan meditasi.

Konon gunung Lawu merupakan pusat kegiatan spiritual di Tanah Jawa dan berhubungan erat dengan tradisi dan budaya Keraton Yogyakarta.

Setiap orang yang hendak pergi ke puncaknya harus memahami berbagai larangan tidak tertulis untuk tidak melakukan sesuatu, baik bersifat perbuatan maupun perkataan. Bila pantangan itu dilanggar di pelaku diyakini bakal bernasib naas.

Tempat-tempat lain yang diyakini misterius oleh penduduk setempat yakni: Sendang Inten, Sendang Drajat, Sendang Panguripan, Sumur Jalatunda, Kawah Candradimuka, Repat Kepanasan/Cakrasurya, dan Pringgodani.
Di atas puncak Hargo Dumilah terdapat satu tugu.

Legenda gunung Lawu

Cerita dimulai dari masa akhir kerajaan Majapahit (1400 M) pada masa pemerintahan Sinuwun Bumi Nata Bhrawijaya Ingkang Jumeneng kaping 5 (Pamungkas). Dua istrinya yang terkenal ialah Dara Petak putri dari daratan Tiongkok dan Dara Jingga. Dari Dara Petak lahir putra Raden Fatah, dari Dara Jingga lahir putra Pangeran Katong.

Raden Fatah setelah dewasa agama islam berbeda dengan ayahandanya yang beragama Budha. Dan bersamaan dengan pudarnya Majapahit, Raden Fatah mendirikan Kerajaan di Glagah Wangi (Demak).

Melihat kondisi yang demikian itu , masygullah hati Sang Prabu. Sebagai raja yang bijak, pada suatu malam, dia pun akhirnya bermeditasi memohon petunjuk Sang Maha Kuasa. Dalam semedinya didapatkannya wangsit yang menyatakan bahwa sudah saatnya cahaya Majapahit memudar dan wahyu kedaton akan berpindah ke kerajaan Demak.

Pada malam itu pulalah Sang Prabu dengan hanya disertai pemomongnya yang setia Sabdopalon diam-diam meninggalkan keraton dan melanglang praja dan pada akhirnya naik ke Puncak Lawu. Sebelum sampai di puncak, dia bertemu dengan dua orang kepala dusun yakni Dipa Menggala dan Wangsa Menggala. Sebagai abdi dalem yang setia dua orang itu pun tak tega membiarkan tuannya begitu saja. Merekapun pergi bersama ke puncak Harga Dalem.

Saat itu Sang Prabu bertitah, "Wahai para abdiku yang setia sudah saatnya aku harus mundur, aku harus muksa dan meninggalkan dunia ramai ini. Dipa Menggala, karena kesetiaanmu kuangkat kau menjadi penguasa gunung Lawu dan membawahi semua mahluk gaib dengan wilayah ke barat hingga wilayah gunung Merapi/gunung Merbabu, ke timur hingga gunung Wilis, ke selatan hingga Pantai selatan , dan ke utara sampai dengan pantai utara dengan gelar Sunan Gunung Lawu. Dan kepada Wangsa Menggala, kau kuangkat sebagai patihnya, dengan gelar Kyai Jalak.

Tak kuasa menahan gejolak di hatinya, Sabdopalon pun memberanikan diri berkata kepada Sang Prabu: Bila demikian adanya hamba pun juga pamit berpisah dengan Sang Prabu, hamba akan naik ke Harga Dumiling dan meninggalkan Sang Prabu di sini.

Singkat cerita Sang Prabu Brawijaya pun muksa di Harga Dalem, dan Sabdopalon moksa di Harga Dumiling. Tinggalah Sunan Lawu Sang Penguasa gunung dan Kyai Jalak yang karena kesaktian dan kesempurnaan ilmunya kemudian menjadi mahluk gaib yang hingga kini masih setia melaksanakan tugas sesuai amanat Sang Prabu Brawijaya.

Pendakian Menuju Puncak Gunung Lawu Angkatan VII
MAHASISWA PECINTA ALAM PASCAL STMIK SINAR NUSANTARA


Peserta
  • Megawati
  • Iskak Maulana
  • Burhan
  • Rita
  • Ajik
  • Dwi
  • Hari Shola Adha
  • Danan
  • Wiwin

Pendamping :
  • Adang Wiyoto
  • Nur Hidayat
  • Nur Cholilah
  • Iwan Ady Prabowo
  • Airlangga Bagus Dewabrata

Dokumentasi :



Donor Darah 2008

Penghijauan Kampus

Touring Pantai Siung

Penjelajahan kali ini adalah mencoba mengexplore keindahan pantai-pantai yang ada di Kota Jogjakarta. Secara saya juga sangat senang dengan yang namanya pantai. Setelah sebelumnya searching di internet tentang pantai-pantai indah Jogja, akhirnya menemukan satu informasi di situs yogyes.com . Di situs tersebut ternyata memuat segala sesuatu yang berhubungan dengan Kota Jogjakarta. nah nge-klik bilik pantai, wuih.. ternyata Jogjakarta tidak hanya memiliki satu pantai yang terkenal dengan nama Pantai Parangtritis (Paris), tetapi ternyata banyak pantai lainnya. dan salah satunya yang membuat saya kepincut adalah sebuah pantai dengan pasir putihnya dan bebatuan karang besar yang menjulang. Pantai ini di sebut dengan nama Pantai Siung.
Menuju Pantai Siung kita akan melewati beberapa pantai indah lainnya. di antaranya pantai Baron, Krakal, Sundak, dan Drini. Saat akan memasuki wilayah rentetan beberapa pantai kita di hadapkan pada dua gate. pada gate yang pertama mengharuskan para pengunjung untuk membayar jika ingin memasuki wilayah pantai
Sesampainya di sana,suguhan keindahan pantai telah menyambut mata-mata kami untuk menikmati keindahan, kemolekan, dan kecantikan pantai siung. Seperti rencana yang telah di buat, sambil menikmati pantai kami akan melakukan tracking dan hiking naik turun karang yang menjulang megah di tiap sisi pantai. sembari berjalan membuat jalur setapak, beberapa kali harus berhenti karena ada gerakan-gerakan tak terkoordinasi yang spontan muncul. Adalah ia pose-pose ala beach boys yang diminta untuk di abadikan (take a unforgotten narsis moment)

Dan di Pantai Siung ini ternyata telah ada jalur tracking climb wat para climber. menaiki dan menyusuri daerah sekitar tebing dan karang, dengan lantai-lantai karang yang sedikit berkerikil sehingga terasa tajam. Pemandangan yang luar biasa, satu sudut pandang lain dari pantai siung ini adalah deburan dan hempasan ombak yang menghantam kemegahan batu-batu karang. Silih berganti dari lapisan ombak yang bertingkat-tingkat menghujam kejam ke batu-batu karang yang tak akan pernah bergeser. Subhanallah,awesome

Dokumentasi Pantai Siung :


Pendakian Gunung Ungaran

Gunung Ungaran

Gunung Ungaran merupakan sebuah gunung yang terdapat di pulau Jawa, Indonesia. Ia mempunyai ketinggian setinggi 2.050 meter. Gunung Ungaran mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

Di lereng Gunung Ungaran terdapat situs arkeologi berupa Candi Gedongsongo (Bahasa Jawa: gedong = gedung, songo = sembilan). Selain peninggalan arkeologi terdapat pula beberapa air terjun (curug) di antaranya: Curug Semirang dan Curug Lawe. Juga terdapat gua, yang terkenal dengan nama Gua Jepang. Gua ini terletak 200 meter sebelum puncak, tepatnya di sekitar perkampungan Promasan (perkampungan para pemetik teh).

Gunung Ungaran termasuk gunung berapi berapi type strato. Gunung ini terdiri dari tiga buah gunung yakni gunung Gendol, gunung Botak, dan gunung Ungaran. Puncak tertinggi gunung. Ungaran memiliki ketinggian 2.050 mdpl.

Dari Puncak gunung ini, jika memandang ke utara akan terlihat Laut Jawa. Sedangkan jika membalikkan badan, akan terlihat jajaran gunung Merapi, gunung Merbabu, gunung Telomoyo dan Kendalisodo dengan Rawa Peningnya, gunung Sumbing, gunung Sindoro, dan gunung Perahu.

Di lereng gunung ini terletak kota Ungaran yang merupakan ibu kota Kabupaten Semarang.

Mitos

Menurut mitos masyarakat setempat, di lereng gunung di antara jajaran candi ini terdapat kawah berbau belerang yang merupakan makam Dasamuka. Konon Dasamuka yang suka mabok dikubur dikawah ini oleh Hanoman.

Hanoman sendiri kemudian berdiam di gunung Telomoyo mengawasi Dasamuka jika sewaktu-waktu bangkit. Dasamuka bisa bangkit jika dia mencium bau minuman keras, hingga massyarakat setempat (dulu) tidak berani minum minuman keras di areal Candi Gedong Songo

Perjalanan Menuju Puncak Ungaran MPA Pascal Bersama Anak Sistem Informasi



Pendakian Gunung Sindoro

Gunung Sindoro 3150m dpl

Gunung bertipe Strato ini juga dikenal dengan sebutan Sindoro atau Sendoro, mempunyai beberapa kawah diantaranya:
Kawah puncak: Segoro Wedi, Segoro Banjaran
Kawah utara
Kawah selatan
Sumur LedakanBerdiri dengan ketinggian 3150m dpl, terletak di batas kabupaten Temanggung sebelah barat danWonosobo sebelah timur. Posisi geografinya 7°18' LS dan 109°59,5' BT. Gunung Sindoro ini berhadapan langsungdengan gunung Sumbing, sama halnya dengan gunung Sumbing di gunung ini juga susah ditemukan sumber air, makadari itu dianjurkan untuk membawa perbekalan air yang cukup sesuai dengan lamanya perjalanan yang akanditempuh.Setiap tanggal 1 Suro, banyak penduduk yang naik menuju puncak G. Sindoro ini untuk melakukan upacaraselamatan memperingati Tahun Baru dalam kalender Jawa dan Islam. Sundoro dapat dicapai dari beberapa jurusan, darisebelah timur dari Magelang dari sebelah barat dari Banjarnegara, dari arah utara dari Candiroto atau Melayu,sedangkan dari arah selatan dari Purworejo.Rute PendakianSeperti yang disebutkan sebelumnya, Sindoro dapat dicapai
dari beberapa tempat. Sedangkan jalur yang paling sering ditempuh adalah dari arah Magelang dan dari arahWonosobo.

     Dari Magelang kita naik bis ke arah Wonosobo dan turun di jalan raya tertinggi di desa Kledung (begitu jugasebaliknya). Setelah tiba di desa Kledung kita harus ke Kepala Desa untuk memperoleh informasi dan kita dapatbermalam di rumah kepala desa ini. Air harus dipersiapkan di sini, karena sepanjang perjalanan ke puncak yang dimulaidari jalan di belakang rumah Kepala Desa, melalui kebun sayur dan hutan pinus, tidak tersedia sumber mata air. Daridesa Kledung menuju puncak memakan waktu 8 jam dan turunnya membutuhkan waktu 4 jam. Untuk menuju puncak G.Sindoro, kita turun dari bus di depan gapura desa Garung, dimana jalan mulai menurun ke kota Wonosobo. Dari gapuradesa ke pusat desa Garung perjalanan ditempuh dalam waktu 1 jam. Di desa Garung/Butuh ini tidak ada losmen untukbermalam, jadi para pendaki bila ingin bermalam dapat ke rumah kepala desa, sekaligus mendapatkan informasimengenai G. Sundoro.Dari belakang desa, perjalanan dilanjutkan dengan mengikuti jalur yang langsung menanjak, terusmelalui kebun sayur dan jalan menanjak seperti dalam saluran air. Kita kemudian melewati kebun akasia dan tiba dipadang rumput, dari sini kita dapat melihat puncak G. Sundoro. Perjalanan sampai ke punggung gunung, makin lamamakin curam dan di sini terdapat sebuah batu besar tempat berlindung dari hembusan angin yang keras. Dari tempat ini
menuju puncak masih diperlukan waktu 1 jam lagi.
      Puncak G. Sundoro berbentuk caldera kecil yang bergaris tengah 800 meter, dengan kedalaman 50-100 m danbeberapa puncak yang runcing. Untuk menuju puncak tertinggi harus turun lagi ke arah kanan dan kemudian naik lagi.Di kaldera banyak kawah kecil yang berasap belerang, yang merupakan pemandangan yang menarik. Dari desa
Garung/Butuh ini menuju puncak memakan waktu 8 jam dan untuk turun memakan waktu kurang lebih 5 jam.

JALUR KLEDUNG

Salah satu jalur yang paling sering digunakan oleh pendaki dan cukup popular adalah jalur dari desa Kledung,desa ini bisa dicapai dari arah Wonosobo atau dari arah Magelang karena letaknya yang berada diantara jalan rayaWonosobo – Magelang.
Akses Transportasi
Jika datang dari arah barat Indonesia sebaiknya akses yang paling cepat adalah dengan menumpang bus jurusanWonosobo, kemudian naik bus kecil jurusan Magelang dan turun di Desa Kledung, desa ini berada disebelah kiri jalansaat menuju arah Magelang, dengan waktu tempuh kurang lebih 30 – 40 menit. Jika datang dari arah timurbIndonesia sebaiknya mencapainya dari Magelang, dan kemudian menumpang bus kecil jurusan Wonosobo dan turun diDesa Kledung. Didesa Kledung terdapat basecamp pendaki yang saat in dikenal dengan nama Basecamp Sindoro,dewasa ini pengelolaannya dipegang oleh seorang pemuda yang akrap di panggil dengan “Ragil”.
Perijinan
Perijinan bisa di urus ini basecamp Sindoro setiap pendaki dikenakan retribusi sebesar Rp.3.000,- /orang. Danmendaftarkan seluruh anggota timnya di Basecamp ini, tidak terlalu berbelit-belit perijinannya. Di basecamp ini pendakibisa menginap, gratis kecuali makanan.
JALUR PENDAKIAN

Basecamp Kledung

Dari basecamp Kledung menuju pos I menempuh jarak kurang lebih 2,5 jam perjalanan, dengan melewati jalan aspalberbatu-batu selama kurang lebih 2 jam, dan kemudian kita akan menjumpai sebuah pos bayangan yang biasa nyamerupakan pangkalan ojek yang menawarkan jasanya pada setiap pendaki. Etape dari basecamp hingga pangkalanojek ini juga bisa ditempuh dengan ojek untuk mempersingkat waktu pendakian, tarifnya Rp.10.000,- Dari pakalan ojekhingga Pos I sudah tidak begitu jauh sekitar 30 hingga 40 menit kita akan sampai di

Pos I

Pos I merupakan sebuah bangunan yang juga berfungsi sebagai warung penduduk. Dari pos ini jalan setapak terusmenanjak dan kemudian berbelok kekiri dan kemudian ada rutenya menuruni piggiran punggungan dan kemudianmendaki punggungan berkutnya. Jalan setapaknya jelas sekali sepanjang jalur pendakian banyak ditumbuhi oleh pohonpohonpenghijauan seperti lamtorogung. Jarak tempuh dari Pos I ke Pos II kurang lebih dua jam.

Pos II
Pos II berupa bangunan tanpa dinding, dan atapnya pun tinggal separo, berada persis dipinggir jalan setapak, pos inihanya berupa tempat peristirahatan sementara, kecil sekali dan tidak ada sumber mata air. Dari Pos II menuju pos IIjalur pendakian mulai terbuka dan semakin menanjak. Jalan setapaknya mulai berbatu-batu, dari etape ini padangan kitasudah bisa jelas melihat gunung Sumbing yang tegak berdiri dibelakang kita. Waktu tempuh dari Pos II hingga Pos IIIkurang lebih 2 -3 jam.

Pos III

Pos III merupakan sebuah dataran yang cukup luas persis diatas punggungan, lokasi ini sering dijadikan sebagai tempatbermalam oleh pendaki, hanya disini tidak ada sumber mata air, Gunung Sindoro memang dikenal sebagai gunung yangtidak mempunyai sumber mata air, jadi pendaki harus membekali dirinya dengan persediaan air yang cukup jika hendakbermalam di Pos ini. Selain itu pos III sering juga dijadikan sebagai lokasi warung bagi penduduk pada musim-musimramai pendakian. Jalur pendakian dari Pos III menuju pos IV semakin curam dan terkadang tanjakannya sedikit susahuntuk dilewati, selepas pos III jalur pendakian sedikit memasuki kawasan yang cukup rimbun oleh pohon namun ini tidakberlangsung lama, tak lama kemudian kembali jalur terbuka dan ditumbuhi oleh ilalang. Jalan setapak dipenuhi oleh batubatu,tapi pemandangan dibelakang kita sangat bagus Dari Pos III ke Pos IV jarak tempuhnya kurang lebih 2 jam

Pos IV  

Pos IV sendiri tidak begitu jelas karena tidak ada bangunan dan cirri-ciri khusus. Pos ini hanya berupa sebuah tempatdatar yang hanya cocok untuk satu tenda, di sekitarnya ada beberapa tempat datar lagi akan tetapi cukup jauhberjauhan letaknya. Umumnya para pendaki yang berjumlah sedikit anggota timnya lebih memilih Pos IV sebagai lokasiuntuk menginap. Banyak juga yang memilih melewati pos ini dan langsung ke puncak. Jarak dari Pos IV ke kawasanpuncak sekitar 2 jam.

Kawasan Puncak
Dikawasan puncak Gunung Sindoro terdapat sebuah kawah dan ada banyak tempat datar yang bisa dijadikan sebagai lokasi camping. Jika musim hujan pada dasar salah satu kawahnya terdapat air genangan hujan yang bisa dijadikan sumber air untuk memasak, memang rasanya sedikit kecut tapi lumayan untuk dipakai memasak.

Lokasi menarik
Di areal gunung ini tidak begitu banyak lokasi menarik, hanya pemandangan lepas ke arah gunung Sumbing, Merbabu dan Merapi yang indah untuk dinikmati.

Pendakian Gunung Sumbing

Gunung Sumbing

Gunung Sumbingmerupakan sebuah gunung yang terdapat di pulau Jawa, Indonesia. Gunung Sumbing mempunyai ketinggian setinggi 3.371 meter.

Gunung Sumbing mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung. Sebagian besar wilayah di gunung ini telah digunakan untuk lahan pertanian. Di puncaknya gunung ini mempunyai kawah yang masih aktif.

Perjalanan Menuju Puncak Sumbing

Untuk menuju puncak G. Sumbing, kita turun dari bus di depan gapura desa Garung, dimana jalan mulai menurun ke kota Wonosobo. Dari gapura desa ke pusat desa Garung perjalanan ditempuh dalam waktu 1 jam. Di desa Garung/Butuh ini tidak ada losmen untuk bermalam, jadi para pendaki bila igin bermalam dapat ke rumah kepala desa, sekaligus mendapatkan informasi mengenai G. Sumbing.

Dari belakang desa, perjalanan dilanjutkan dengan mengikuti jalur yang langsung menanjak, terus melalui kebun sayur dan jalan menanjak seperti dalam saluran air. Kita kemudian melewati kebun akasia dan tiba di padang rumput, dari sini kita dapat melihat puncak G. Sumbing. Perjalanan sampai ke punggung gunung, makin lama makin curam dan di sini terdapat sebuah batu besar tempat berlindung dari hembusan angin yang keras. Dari tempat ini menuju puncak masih diperlukan waktu 1 jam lagi.
Puncak G. Sumbing berbentuk caldera kecil yang bergaris tengah 800 meter, dengan kedalaman 50-100 m dan beberapa puncak yang runcing. Untuk menuju puncak tertinggi harus turun lagi ke arah kanan dan kemudian naik lagi. Di kaldera banyak kawah kecil yang berasap belerang, yang merupakan pemandangan yang menarik. Dari desa Garung/Butuh ini menuju puncak memakan waktu 8 jam dan untuk turun memakan waktu kurang lebih 5 jam.



Pendakian Gunung Slamet

Gunung Slamet

Gunung Slamet merupakan sebuah gunung berapi yang terdapat di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung Slamet mempunyai ketinggian setinggi 3,432 meter. Gunung ini berada di perbatasan Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah.

Di kaki gunung ini terdapat sebuah kawasan wisata bernama Baturraden atau Batur Raden. Kawasan wisata ini biasa dicapai orang dari kota Purwokerto, ibukota Kabupaten Banyumas.

Gunung Slamet merupakan salah satu gunung yang menjadi tujuan ekspedisi para pendaki, baik dari wilayah setempat maupun wilayah lainnya. Gunung ini mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

Gunung Slamet terletak di perbatasan Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, Banyumas, dan Brebes. Dengan posisi geografis [Tunjukkan letak di peta interaktif] 7°14′30″LS,109°12′30″BT serta ketinggian 3432m dpl, membuatnya merupakan gunung berapi yang tertinggi di daerah Jawa Tengah. Gunung ini mempunyai empat kawah di puncaknya. Gunung yang berada di sebelah utara kota Purwokerto dan di sebelah barat kota Purbalingga ini juga mempunyai beberapa sumber air panas.
Nama Gunung

Dalam buku yang berjudul "Three Old Sundanese Poems", terbitan KITLV Leiden tahun 2006, J. Noorduyn menyebutkan bahwa nama gunung Slamet adalah relatif baru yaitu saat masuknya Islam ke Jawa. Dengan merujuk kepada naskah kuno Sunda Bujangga Manik, J Noorduyn menuliskan bahwa nama lama dari gunung ini adalah Gunung Agung.
Jalur pendakian

Jalur pendakian standar adalah dari Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga. Jalur populer lain adalah dari Baturraden.

Pendakian Gunung Slamet dikenal cukup sulit karena hampir di sepanjang rute pendakian tidak ditemukan air, walaupun ada itu juga merupakan genangan air. Kepada pendaki sangat disarankan untuk membawa persediaan air yang cukup dari bawah. Faktor lain adalah kabut. Kabut di Gunung Slamet sangat mudah berubah-ubah dan pekat.

Tetapi Jika anda melewati jalur bambangan, mungkin masalah air tidak terlalu sulit. Memang para pendaki harus banyak membawa air dari bawah, tetapi sesampainya di pos v atau tepatnya di pos Samhyang rangkah akan terdapat sungai kecil yang letaknya tepat berada di bawah pos v.

Selain rute bambangan,ada pula rute pendakian melewati Dukuhliwung. Dari pos 1 sampai pos 5 yaitu puncak, membutuhkan waktu sekitar 8jam. Dan ada mata air di pos 2 dan 3.

Atau bisa juga melakukan pendakian melalui obyek wisata permandian air panas Guci, rute pendakian melalui guci masih sangat terjal. namun pemandangan di sepanjang rute ini lebih istimewa dibandingkan dengan rute mana pun. Pemandangan alam di rute guci masih sangat alami dan masih sangat liar, berkesan jauh dari peradaban manusia. kedua rute ini dapat ditempuh melewati kota Tegal lalu ke selatan menuju kota Slawi, melewati Lebaksiu, Yomani dan mulai memasuki dataran tinggi Tuwel.
Menuju Bambangan, dimulai dari Puwokerto ke arah Purbalingga dan dilanjutkan ke Bobotsari. Dari Bobotsari menuju desa penjangan dengan menggunakan Truk (angdes) melalui desa-desa yang dikelilingi oleh pepohonan. Desa Penjangan merupakan desa terakhir yang dapat dicapai dengan kendaraan. Dari desa Penjangan, kita menuju Bambangan yang dapat ditempuh selama 1 jam. Di Bambangan terdapat pos penerangan, dimana petugas jaganya merangkap sebagai pemandu pendakian dan tempat ini dapat pula dipergunanakan untuk beristirahat bagi para pendaki.

Bila kita ingin berkemah di tengah perjalanan, perlu mendapatkan ijin dari petugas Pesanggrahan PERHUTANI Serang (Bambangan). Dan kalau kita naik sedikit lagi, akan menjumpai sebuah pondok besar dan sekitar tempat ini kita juga bisa bermalam.

Berjalan ke arah kanan, kita akan melewati kebun sayur dan hutan pinus, bila naik terus akan masuk ke dalam hutan tropika yang indah. Sebelum sampai di Samarantu pada ketinggian 2.900 m, ada sebuah bangku untuk istirahat dan juga terdapat sebuah pondok pos IV, yang pada umumnya para pendaki beristirahat dan bermalam serta di sini tersedia air bersih.

Bila naik terus selama 1 jam lagi, kita akan sampai di Sampiyan Jampang, inilah batas antara hutan terakhir dan dari sini kita dapat melihat matahari terbit. Dari Sampiyan Jampang perjalanan menuju puncak ditempuh dalam waktu 1 jam dengan melalui batu-batu sedimentasi lahar dan magma.

Setelah kita tiba di puncak, akan terlihat hamparan padang lahar yang sungguh luas dan menakjubkan, kita dapat menyaksikan pemandangan yang eksotis ke arah kawah yang masih aktif. Ledakan besar pada kawah ini terjadi pada tanggal 13 juli 1988.

Pendakian dari Bambangan ke Samarantu memerlukan waktu 6 jam, dari Samarantu menuju puncak G. Salmet 2 jam lagi dan untuk turunnya diperlukan waktu kurang lebih 4 jam. Sedangkan apabila kita ingin menuju jalur lain, misalnya Guci (lihat kompas 310 derajat), pendaki harus melewati kompleks kawah untuk memilih jalur yang diinginkan. 

Perjalanan Menuju Puncak Gunung Slamet



Pendakian Gunung Merapi

Sejarah Geologis Gunung Merapi E-mail
 

Gunung MerapiGunung Merapi adalah sebuah gunung berapi di provinsi Jawa Tengah, Indonesia yang masih sangat aktif hingga saat ini. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali. Letaknya cukup dekat dengan Kota Yogyakarta dan masih terdapat desa-desa di lerengnya sampai ketinggian 1700 m. Bagi masyarakat di tempat tersebut, Merapi membawa berkah material pasir, sedangkan bagi pemerintah daerah, Gunung Merapi menjadi obyek wisata bagi para wisatawan.

 
Sejarah Geologis

Gunung Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung berapi di bagian selatan Pulau Jawa. Gunung ini terletak di zona subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia. Letusan di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu, dan sampai 10.000 tahun lalu jenis letusannya adalah efusif. Setelah itu, letusannya menjadi eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava.

Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara lain di tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930. Letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan Mataram Kuno harus berpindah ke Jawa Timur. Letusannya di tahun 1930 menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400 orang.

Letusan pada November 1994 menyebabkan hembusan awan panas ke bawah hingga menjangkau beberapa desa dan memakan korban puluhan jiwa manusia. Letusan 19 Juli 1998 cukup besar namun mengarah ke atas sehingga tidak memakan korban jiwa. Catatan letusan terakhir gunung ini adalah pada tahun 2001-2003 berupa aktivitas tinggi yang berlangsung terus-menerus.

Diklastsar Pascal Angkatan VII dan VIII

Diklastsar Pascal Angkatan VII :

  • Megawati
  • Iskak Maulana
  • Burhan
  • Rita
  • Ajik
  • Dwi
  • Hari Shola Adha
  • Danan
  • Wiwin
  • Marisa
  • Sumantri

Dokumentasi :

Diklastsar Pascal Angkatan VIII :

  • Level perdana
  • Benyamin Morib
  • Fitri Arianto
  • Andre Adi S
  • Danang
  • Ali Efendi
  • Desmon Tutu
  • Alim Sadur
  • Anton Budiono
  • Harmoko
  • Novida

Dokumentasi :



Bersih Gunung Lawu

Rabu, 22 April 2009

Pendakian Gunung Gede - Pangrango

Pendakian Gunung Semeru 2007

Untuk menuju Gunung yang tertinggi di Pulau Jawa yaitu G. Semeru ( 3.676 m)~ paling mudah dicapai adalah dari arah Malang dengan naik Colt jurusan Tumpang, kemudian menuju desa Ranupane (2.200 m) dengan melewati desa Gubug Klakah (1.100 m) dan Ngadas (2.000 m) dengan Truk atau Jeep ongkosnya Rp. 6.000 sampai Rp. 10.000,- per onang (tahun 1999).

Desa Ranupane (2.100 m) adalah desa terakhir dan tempat pemeriksaan serta pos untuk melapor bagi para pendaki untuk naik, dan juga terdapat pondok pendaki untuk bermalam dan beristirahat. Ranu Pane mempunyai penduduk sekitar 60 orang yang merupakan perkampungan kecil, pekerjaan mereka pada umumnya bertani sayur-sayuran. Selain terdapat Ranu (danau) Pane, disebelahnya tendapat ranu lagi yang namanya Ranu Regulo.

Perjalanan ke Puncak G. Semeru dimulai dan desa Ranupane menuju Ranu Kumbolo pagi harinya pukul 7.00 melalui jalan setapak, jaraknya 13 Km., tidak terlalu terjal dengan memakan waktu sekitan 3-4 jam perjalanan. Di Ranu Kumbolo ada Pondok Pendaki untuk istinahat dan memasak. Daerah ini airnya inelimpah dan berada pada ketinggian 2.400 m dari permukaan laut. Ranu Kumbolo memiliki pemandangan yang sangat indah terlebih pada pagi hari bila kita dapat melihat matahani terbit dari celah-celah bukit.

Dari Ranu Kumbolo perjalanan dilanjutkan menuju Kalimati (2.700 m) melalui hutan cemara dimana kadang kita jumpai burung dan kijang. Penjalanan ini ditempuh 2 - 3 jam / 10 Km. Disini kita dapat mendirikan tenda, dan apabila kita membutuhkan air dapat menuju Sumbermani, kearah barat menelusuni pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh perjalanan 1 jam pulang pergi. Tetapi dianjurkan kehutuhan air telah dipersiapkan di Ranu Kumbolo.

Sebenarnya kita dapat juga berkemah di Ancopodo 1 jam perjalanan dari Kalimati ke arah puncak G. Semeiru. tetapi kondisi tanahnya kurang stabil dan sering tenjadi tanah longsor di kawasan tersebut.

Dari Kalimati biasanya para pendaki memulai pendakian menuju puncak pagi-pagi sekali, yaitu sekitar pukul 2 - 3 pagi dengan melalui hutan cemara 1 jam dan bukit pasir selama 2 - 3 jam untuk sampai di puncaknya, dengan keadaan jalan yang terjal menanjak.

Puncak Semeru yang biasa didaki adalah Puncak “Mahameru”. Dari puncak ini akan terlihat kawah yang disebut “Jonggring Saloko” dan yang uniknya setiap 10-15 menit sekali menyemburkan batuan vulkanis dengan didahului asap yang membumbung tinggi. Suhu di puncak Mahameru dingin sekali yaitu 0-4 C yang kadang-kadang berkabut tebal disertai badai angin. Pada saat badai dianjurkan untuk menunda pendakian ke puncak.

Panorama dari Puncak Mahameru tak akan pernah terlupakan indahnya, dimana terlihat puncak-puncak gunung di Jawa Timur, pesisir dan pantai, serta matahani terbit di ufuk timur.

Mendaki G. Semeru sebaiknva dimusim kemarau yaitu pada bulan-bulan Juni, Juli, Agustus dan September. Pendaki juga dianjurkan untuk tidak mendaki pada musim hujan di bulan Januani dan Februari, dimana sering terjadi badai dan tanah longsor.

Dari puncak turun kembali ke kemah (Kalimati) dibutuhkan waktu 1 jam, dan 3 jam untuk sampai di Ranu Kumbolo dan diperlukan 3 jam lagi untuk mencapai Ranu Pane. Bila sampai di Ranu Pane menjelang sore, kalau ada mobil kita bisa terus turun ke Gubug Klakah atau ke Tumpang, atau kita bisa bermalam di Ranu Pane dan besok paginya kita dapat turun kembali ke Tumpang.

Turun dari Ranupane ke arah Tumpang kita dapat juga menuju ke kawasan G. Bromo, melalui pertigaan Jempiang (2 Km sebelum desa Ngadas) ke arah kanan.

Ulang Tahun ke 11

Donor Darah 2006

Touring Pantai Depok

Pantai Depok


Depok, Kawasan Parangtritis, Bantul INDONESIA

Pantai Depok termasuk pantai yang berada di kawasan Pantai Parangtritis dan secara khusus kawasan Pantai Depok menjadi sebuah perkampungan nelayan. Letaknya kurang lebih 40 kilometer arah selatan dari pusat Kota Jogja, atau tepat di sebelah timur muara Sungai Opak.

Di sini pengunjung bisa menyaksikan kehidupan sehari-hari nelayan sekaligus membeli ikan segar dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan Pasar Ikan Pantai Depok yang beroperasi tiap hari serta menikmati masakannya di warung-warung makan yang tersedia.

TIPS & TRIK
- Perhatikan mitos penduduk setempat yang menyarankan agar tidak memakai pakaian yang berwarna hijau karena dipercaya dapat menarik perhatian "kekuatan" Laut Selatan
- Ombak pantai Depok cukup tinggi dan dasar laut yang berpalung kecil membuat ombak menggulung dan menyeret serta cukup berbahaya untuk aktivitas mandi atau berenang sehingga tidak dianjurkan untuk terlalu jauh ke tengah laut

Touring Ke Pantai Depok..


Pendakian Gunung Lawu 2006

Selasa, 21 April 2009

Diklasar PASCAL Angkatan VI